Tahun ini California mengalami cuaca basah. Padang gurunnya berubah menjadi hamparan bunga-bunga liar yang sangat canitk. Orang menyebutnya "superbloom" Membentang di antara California dan Nevada, 'wajah' Death Valley (Lembah Kematian) telah dikenal dengan lanskap tandus, bukit pasir, serta ngarai curam. Namun seperti yang telah diperkirakan sebelumnya, bunga-bunga liar langka pada musim semi 2017 ini memenuhi beberapa sudut Death Valley. Seperti hidup kembali, tanah tandus ini berubah wujud karena 'ledakan' warna bunga langka. Meski panorama gurun sudah memesona dengan nuansa senyap dan tenang yang menggantung, namun dengan adanya fenomena tersebut, Death Valley cocok dijadikan tempat melarikan diri di musim semi kali ini Death Valley adalah wilayah dengan perubahan suhu paling ekstrem di Amerika Utara. Iklimnya bisa berubah dingin, hingga panas dan kering dengan suhu mencapai 60 derajat celcius. Saat suhu panas dan kering, Death Valley tak ubahnya seperti gurun pada umumnya. Dipenuhi pasir dan kerikil, nyaris tanpa tanaman. Suasana yang melahirkan namanya. Namun, setiap 10 tahun sekali, lembah kematian itu berubah menjadi padang bunga. Mendadak rumpun bunga bermunculan kemudian mekar dengan rona berwarna-warni. Bunganya pun bukan jenis biasa, melainkan berukuran raksasa. Beberapa jenis bunga liar yang tumbuh di Death Valley adalah mawar gurun atau Geraea canescens, Phacelia (Phacelia crenulata), Golden Evening Primrose (Camissonia brevipes), Dandelion gurun (Atrichoseris platyphylla), serta Bigelow Monkeyflower (Mimulus bigelovii). Didominasi oleh daratan tandus berwarna seragam, bukan berarti Death Valley tak punya bunga sama sekali. Pihak taman nasional berpikir kondisinya akan mencapai 'paras' sempurna musim semi ini.
Baca juga:
Sumber: msn.com bintang.com
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Author
" Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller. " Ibn Battuta Archives
June 2020
Categories
All
|