Menaklukan Everest adalah impian hampir setiap pendaki. Tentu saja, karena untuk mencapai puncaknya adalah hal yang tak mudah. Saking sulitnya, tidak sedikit yang akhirnya menyerah bahkan meninggal ketika mendaki gunung ini. Seperti kisah seorang pemandu asal Nepal yang hampir kehilangan nyawa akibat menuruti pendaki keras kepala pada bulan Mei 2017. Lalu, bagaimana cerita dari Sherpa Alpine Sange ini Alpine adalah remaja berusia 21 tahun yang sudah cukup lama menjadi pemandu gunung. Pria asal Nepal ini sudah tak diragukan lagi untuk mengantarkan pendaki lain sampai di Puncak gunung. Begitu pula ketika ia mengantarkan kliennya yang berasal dari Pakistan. Mereka memang berhasil mencapai puncak, namun keduanya ditemukan hampir meninggal saat perjalanan pulang. Perjalanan buruk Alpine dan Dr. Abdul Jabbat Bhatti berawal setelah keduanya mengganti botol oksigen. Cuaca yang awalnya baik-baiknya mulai berubah menjadi angin kencang dan membuat masker oksigen membeku. Meski Alpine memberikan saran kembali ke pos, namun kliennya bersikeras untuk sampai di puncak. Hal ini tidak lain karena puncak cukup dekat dan klien tersebut telah membayar mahal. Mau tak mau, Alpine pun menuruti klien meski hal tersebut sangat mengancam nyawanya. Setelah perjalanan melelahkan, akhirnya keduanya sampai di puncak dan sejenak tinggal selama 5 menit. Alpine juga sempat mengabadikan foto kliennya di puncak gunung tertinggi di dunia ini. Namun, awal bencana mulai terjadi saat menuruni puncak. Kliennya berjalan sangat lambat, sementara Alpine mulai lelah karena tidak menghirup oksigen hingga tak sadarkan diri. Beruntungnya, ada pemandu pendaki lain yang datang dan membantunya. Pun terselamatkan, Alpine harus menerima kenyataan bahwa saraf kedua tangannya mengalami kerusakan akibat kedinginan. Bahkan setelah sampai di rumah sakit Norvic di Kathmandu, tangannya tak tertolong dan terancam diamputasi. Lagi-lagi, keajaiban datang kepada pemandu muda ini. Seorang dokter bernama Dr. Randy Viola dengan senang hati untuk melakukan operasi menyusun beberapa jari dan jempol pada tangan Alpine yang rusak. Dalam akun facebooknya, Alpine tidak hanya mengucapkan syukur tapi juga memberikan saran kepada pendaki. Di mana pun gunung yang akan dijelajahi, jangan pernah menyepelekan pemandu. Dengarkan dan ikuti petunjuk agar tidak membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain. Puncak gunung tidak akan pindah dan bisa dijelajahi kapan pun, namun tidak dengan nyawa kita. Bagaimana, setuju dengan Alpine bukan?
Baca juga:Sumber: travelingyuk.com
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Author
" Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller. " Ibn Battuta Archives
June 2020
Categories
All
|