Setelah sebelumnya beredar foto Boeing 737 Batavia Air bertengger di Hubei, Tiongkok, akhirnya pesawat tersebut berubah nama menjadi Lily Airways. Bedanya, kali ini bukan dipenuhi penumpang, melainkan para penikmat kuliner Diubah Menjadi Restoran Pesawat bekas Batavia Air ini telah berubah fungsi menjadi restoran dengan konsep fine dining. Dari kapasitas 100-an penumpang, saat ini pesawat tersebut mampu mengangkut sekitar 70 orang. Li Yang, pemilik restoran Lily Airways harus merogoh kocek hingga 35 juta Yuan, atau sekitar 70 miliar Rupiah untuk membawa pesawat bekas Batavia Air itu ke tanah Tiongkok dan memodifikasinya. Butuh waktu hampir empat bulan untuk memindahkan pesawat itu dari Indonesia ke pusat kota Wuhan. Pelayan Berstandar Pramugari Di dalam restoran, pengunjung akan melihat kokpit, kabin dan pelayan yang berpakaian rapi layaknya pramugari. Sebenarnya, semua pelayan restoran ini harus memenuhi standar yang ketat seperti yang digunakan dalam memilih pramugari Mereka harus memiliki latar belakang pendidikan yang berhubungan dengan layanan pesawat atau manajemen hotel. Pelayan pria pun harus memiliki tinggi minimal 175 cm dan pelayan wanita 165 cm. Harga Selain makan, restoran ini juga memungkinkan pengunjung untuk mencoba simulasi penerbangan di kokpit. Jendela di bagian kokpit pesawat diubah menjadi layar flight simulator. Jadi, selain menikmati makanan ala Eropa dan Amerika, para pengunjung juga bisa merasakan sensasi menerbangkan Boeing 737. Untuk makan di restoran ini, kita harus merogoh kocek sekitar 200 sampai 300 Yuan. Sedangkan jika ingin melakukan simulasi penerbangan, kita diharuskan untuk membayar tiket tambahan 100 Yuan, tentunya harga sewaktu-waktu bisa berubah. Ada juga pesawat kecil bertema taman hiburan di dekat restoran.
Baca juga:
Sumber: angkasa.grid.id travel.rakyatku.com
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Author
" Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller. " Ibn Battuta Archives
June 2020
Categories
All
|