Danau Reschensee atau yang disebut juga Danau Resia merupakan salah satu danau terunik di dunia. Yang membuatnya unik adalah adanya menara lonceng yang berdiri dan terlihat mengapung di tengah danau tersebut. Bukan dengan sengaja dibangun di tengah danau, menara lonceng tersebut dulunya adalah bagian dari sebuah kota yang terletak tepat dimana danau Reschensee sekarang berada. Kisahnya bermula pada tahun 1939, ketika perusahaan listrik Montecatini mengumumkan rencana untuk membangun sebuah danau buatan sedalam 70 kaki. Sebuah bendungan besar harus dibangun untuk memanfaatkan kekuatan alam yang akan digunakan untuk mendirikan sebuah pembangkit listrik. Akan tetapi, dalam pelaksanaan proyek tersebut maka sebuah desa yang berada di lembah pegunungan Alpen terpaksa harus ditenggelamkam. Desa itu adalah Graun. Pembangunan bendungan itu dimulai pada tahun 1940. Tak satu orangpun penduduk setempat yang setuju dengan pembangunan danau. Mereka tidak ingin kehilangan rumah, lahan perkebunan, dan ternak. Tanah kelahiran dan tempat mengadu nasib yang selama ini mereka tinggali harus mereka tinggalkan. Namun proyek pembangunan bendungan tetap berjalan, bahkan walaupun Perang Dunia II pernah membatalkan proyek ini. Seluruh warga desa terpaksa harus meninggalkan rumah mereka, karena proyek ini pun sudah disetujui oleh pemerintah. Sebelum Kota Graun benar-benar tenggelam di bawah air, sekitar 163 rumah yang ada dirobohkan. Lahan perkebunan seluas 523 hektare juga tenggelam di bawah air yang naik ke atas menjadi danau, para warga pun mengungsi ke ke dataran lebih tinggi di sekitar desa lama mereka. Jejak-jejak peninggalan masyarakat masih ada yang tersisa di bawah danau, salah satunya adalah menara lonceng sebuah gereja yang bisa terlihat di tengah danau saat ini. Sekarang, tepatnya lebih dari setengah abad kemudian, tempat ini menjadi destinasi wisata. Saat air membeku pada musim dingin, wisatawan bisa menyambangi menara di tengah danau ini dengan berjalan kaki. Mereka yang rumahnya tenggelam di danau ini pun masih menyimpan nyeri di hati. Tak ayal, mereka rindu dengan Desa Graun yang indah dengan kontur lembah itu. Namun kerinduan mereka sedikit terobati karena sebuah mitos. Konon tiap musim dingin, lonceng yang ada di menara tersebut akan berbunyi. Padahal lonceng dari menara tersebut telah dipindahkan tepat saat desa itu akan ditenggelamkan, sehingga saat ini menara tersebut sudah tak berlonceng. Mitos itu masih terjadi hingga sekarang. Baca juga:
Sumber: readthisfella.com liputan6.com travel.detik.com danaubesar.com
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Author
" Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller. " Ibn Battuta Archives
June 2020
Categories
All
|