Danau Jenewa bisa dibilang salah satu tempat paling populer di Swiss. Tempat ini adalah destinasi wajib bagi para wisatawan yang liburan ke Swiss. Danau Jenewa atau Lake Geneva memang terkenal dengan keindahannya. Danau ini juga bernama Lac Leman dalam bahasa Prancis. Sangat luas Danau Jenewa merupakan danau yang sangat luas. Memiliki luas sekitar 582 km persegi, danau ini juga masuk dalam wilayah negara Prancis. Sekitar 60 persen berada di wilayah Swiss, dan sisanya masuk kawasan Prancis. Danau ini juga disebut-sebut sebagai yang terbesar di Eropa Barat. Terdapat 3 bagian di kawasan wisata Danau Jenewa. Haut Lac, Grand Lac, dan juga Petit Lac. Haut Lac berada di daerah timur danau, dan berada di Rhone. Grand Lac merupakan bagian terbesar dari Danau Jenewa, sedangkan Petit Lac merupakan bagian terkecil dari danau ini. Pemandangan indah Kawasan wisata Danau Jenewa mempunyai pemandangan yang sangat indah. Pegunungan menjadi salah satu pemandangan alam yang bisa kita lihat ketika mengunjungi kawasan wisata ini. Dengan pegunungan di salah satu sisi, rindangnya pepohonan juga bisa kita nikmati dari pinggir danau. Selain itu, daerah bergaya khas Eropa ini memiliki bangunan-bangunan indah yang mempercantik pemandangan di pinggir danau. Selain itu, kita bisa juga melihat salah satu ikon kota Jenewa di danau ini, yaitu air mancur bernama The Geneva Water Fountain atau dikenal sebagai Jet d’Eau yang terletak di tengah Danau Jenewa. Saking tinggi semburannya, yaitu 140 meter, kita bahkan bisa melihatnya dari dalam kursi pesawat! Jet d'Eau juga sering menjadi tempat berfoto bagi para wisatawan, dengan latar belakang semburan air yang mampu menyemburkan 500 liter air per detik ke udara. Danau Jenewa, letusan Tambora, dan inspirasi Frankenstein Viktor Frankenstein maupun makhluk ciptaannya memang tidak benar-benar ada. Mereka adalah karakter dalam novel karya penulis wanita kelahiran Inggris, Mary Shelley, berjudul Frankenstein; or The Modern Prometheus.
Mary Shelley atau yang bernama asli Mary Godwin (1797-1851) mulai terinspirasi kisah Frankenstein saat usianya baru 18 tahun. Kala itu, Mary dan bersama kekasihnya yang kelak menjadi suaminya yakni Percy Bysshe Shelley, serta saudari tirinya, Claire Clairmont, diundang oleh Lord Byron, sahabat Percy, liburan ke Swiss. Lord Byron dan Percy sama-sama berkutat di lingkungan sastra kala itu. Lord Byron punya vila di tepi Danau Jenewa dan mereka berniat menghabiskan musim panas di sana. Turut pula dokter pribadi Lord Byron yang bernama John William Polidori. Namun, dampak erupsi Gunung Tambora yang meletus pada 1815 masih terasa. Letusannya memang sangat dahsyat dan berdampak luas, hingga ke Eropa. Liburan Mary dan kawan-kawan di Jenewa menjadi sedikit berantakan. Lantaran langit gelap dan berdebu, mereka akhirnya menghabiskan waktu di perpustakaan milik Lord Byron dengan membaca buku-buku misteri. Lord Byron kemudian menantang tamunya untuk menuliskan cerita horor yang menarik dan menakutkan. Namun, tidak ada kisah yang benar-benar mengerikan dan membuat Lord Byron puas. Semua orang di situ pun beranjak tidur. Saat tidur itulah Mary bermimpi. Ia melihat seorang ilmuwan dan sesosok makhluk besar yang berdiri tepat di sebelahnya. Mary pun terbangun dan segera mencatat apapun yang ia ingat dalam bunga tidurnya tersebut. Esoknya, Mary menceritakan mimpinya kepada Lord Byron dan lainnya. Mereka tertarik dan mimpi Mary pun dikembangkan menjadi sebuah cerita kelam dengan sentuhan mistis dan fiksi ilmiah. Kalau kamu berkunjung ke Jenewa, tak jauh dari danau ini kita bisa melihat patung makhluk ciptaan Frankenstein tersebut. Baca juga:
Sumber: tirto.id bobo.grid.id travel.tempo.co bomanta.com
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Author
" Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller. " Ibn Battuta Archives
June 2020
Categories
All
|