Dapat mencapai puncak Gunung Everest bisa dibilang adalah impian para pendaki gunung. Namun karena terlalu sulit dan berisiko, akhirnya banyak yang memutuskan untuk setidaknya mencapai base camp nya saja, yang treknya relatif lebih mudah. Untuk ke base camp ini sendiri pun ada aturan-aturan yang harus dipatuhi walau tak tertulis, layaknya aturan-aturan mendaki gunung pada umumnya. Pemberlakuan aturan ini agar pendaki mau bertanggung jawab saat ke base camp Gunung Everest, karena semakin ke sini, banyak orang mendakinya dan bikin kewalahan pengelola. Berikut lima aturan sederhana saat melancong ke base camp Gunung Everest yang perlu kamu ketahui sebelum ke sana (disalin dari detikTravel). Jangan mengeluh tentang kondisinya Walau lebih mudah, perjalanan ke base camp Gunung Everest tetap membutuhkan waktu berhari-hari. Daerahnya terpencil dan tentunya jangan mengharapkan pelayanan bintang 5 di sini. Sebagai pendaki janganlah mengeluh. Jangan berteriak jika disuguhi teh dingin saat makan di pagi hari karena akan melukai hati warga lokal. Pemandu atau porter pasti melakukan yang mereka bisa untuk membuat pendaki nyaman. Mengeluh bukanlah solusi dari kesulitan kita di perjalanan. Nikmatilah. Gunakan toilet jongkok Gunakanlah toilet jongkok yang ada di sana, ada di restoran, ada di toko atau bikinan sendiri oleh porter (sherpa). Tahanlah sebisa mungkin untuk menggunakannya di titik tertentu agar tak mencemari lingkungan. Penting untuk menggunakan fasilitas yang disediakan untuk mempertahankan kualitas air minum masyarakat di sepanjang rute base camp Gunung Everest. Karena, sekali lagi semakin banyak pendaki maka semakin banyak limbah yang dihasilkan. Beradaptasilah Dengan berada di base camp Gunung Everest, berarti kita berada di alam, di lingkungan budaya yang berbeda dari rumah. Ingat, kita adalah tamu yang tak bisa memaksakan kehendak ke warga atau budaya lokal, maka beradaptasilah. Jangan terburu-terburu Pendakian ke base camp Gunung Everest merupakan aktivitas fisik yang cukup berat. Banyaknya pendaki bikin jalanan terasa sesak juga padat bisa menimbulkan bahaya. Base camp Gunung Everest tak akan pergi ke mana-mana, maka tak perlu terburu-buru. Area jalan setapak terakhir sebelum base camp adalah yang paling ramai dan penuh pendaki, jadi berhati-hatilah. Pelajari nama-nama asli Setidaknya pendaki harus berusaha mempelajari nama asli dan sejarah Gunung Everest dan puncak sekitarnya. Ini menunjukkan rasa hormat terhadap orang-orang dan budaya setempat dan menjadikanmu tamu sesungguhnya.
Gunung Everest, dinamai pada 1865 yang diambil dari nama seorang peneliti Inggris terkenal, Sir George Everest. Namun selama berabad-abad sebelum itu, sampai hari ini, orang-orang Tibet mengenal gunung tertinggi di dunia ini sebagai ‘Chomolungma’ atau ‘Ibu Dewi Dunia’. Sementara di Nepal, gunung ini disebut ‘Sagarmatha’ atau ‘Kepala Langit’. Baca juga:
Sumber: travel.detik.com wikipedia.org
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Author
" Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller. " Ibn Battuta Archives
June 2020
Categories
All
|