Pernah dengar nama Anne Frank? Mungkin namanya belum banyak terdengar di telinga banyak orang, namun Anne Frank adalah seorang gadis berusia 13 tahun yang berhasil mengubah dunia melalui catatan hariannya. Persembunyian Anne Frank lahir di Frankfurt, Jerman, pada 1929. Ia adalah putri kedua dari pasangan, Otto Frank dan Edith Frank. Pada 1934, ia dan keluarganya, yang merupakan Yahudi, bermigrasi ke Amsterdam demi menghindari kejaran Nazi dan berharap dapat bertahan hidup hingga situasi di Jerman kembali aman. Di Amsterdam keluarga Frank membuka sebuah usaha penjualan zat perekat untuk pembuatan selai, dan rempah-rempah bagi kebutuhan rumah tangga. Mereka pun menyewa sebuah gudang dan kantor di wilayah Prinsengracht, yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka. Saat Amsterdam jatuh ke tangan Jerman pada 1940, keluarga Frank diam-diam melakukan persiapan untuk bersembunyi. Akhirnya pada Juli 1942, ketika saudara perempuan Anne Frank, Margot, mendapatkan perintah untuk kembali ke Jerman, keluarga ini memilih untuk bersembunyi di gudang sewaan di wilayah Prinsengracht itu selama kurang lebih 2 tahun. Keluarga Frank bersama-sama dengan keluarga van Pelses tinggal di rumah tiga lantai tersebut demi menghindari kejaran tentara Jerman, karena diketahui mereka sama-sama berasal dari kelompok Yahudi. Dua keluarga itu dilindungi oleh pegawai Otto Frank, bernama Miep Gies, yang selalu membawakan makanan bagi mereka sehingga selama 2 tahun persediaan di dalam tempat persembunyian itu selalu tercukupi. Selain itu mereka memiliki sebuah radio yang akan selalu memberikan informasi mengenai keadaan di kota. Jika terjadi suatu hal yang ganjil mereka akan dengan mudah bersiap untuk menyembunyikan keberadaan mereka. Dalam lingkungan yang serba tertekan tetapi penuh kenyamanan ini, Anne Frank hidup dan menulis mengenai segala hal yang ia rasakan dan ia lihat. Tulisan-tulisannya penuh dengan kejujuran, di mana ia menggambarkan tentang segala hal dengan sangat baik. Ia melukiskan perubahan tubuhnya, perasaan terhadap kakaknya yang baik hati namun cukup tidak tahu diri, kemarahannya terhadap ibunya, hubungan keluarganya dengan keluarga Pelses, dan lain sebagainya. Terlihat dalam setiap tulisannya sisi remaja dari Anne Frank, yang ketika itu memang masih berusia 13 tahun. Tulisan-tulisan Anne Frank dibuat dalam bentuk rangkaian surat yang ditujukan kepada seorang teman khayalannya bernama Kitty. Menurut seorang penulis di surat kabar New Yorker, Judith Thurman, tulisan-tulisan yang dibuat oleh Anne Frank akan menjadi dokumen manusia paling berpengaruh mengenai pergolakan jiwa di masa yang paling tidak mengenal perikemanusiaan di dalam sejarah manusia. Penangkapan Pada bulan Agustus 1944, persembunyian yang melindungi Anne Frank dan keluarganya ini digerebek oleh para polisi, yang mendapatkan informasi dari salah satu pemilik gudang. Keluarga Frank dan keluarga van Pelses ditahan disebuah kamp transit milik Belanda selama sebulan, dan kemudian dikirim ke Auschwitz menggunakan kapal. Seorang wanita berkebangsaan Belanda yang ditahan bersama Anne Frank, menggambarkan bagaimana penderitaan yang dialami oleh Anne Frank bersama keluarganya di dalam kamp milik Nazi tersebut. Anne Frank dan Margot Frank kemudian diangkut ke Bergen-Belsen pada musim gugur 1944. Diketahui pada musim semi berikutnya, mereka berdua telah meninggal akibat wabah penyakit yang menghancurkan kamp tersebut. Ketika polisi menggeledah isi persembunyian keluarga Frank, mereka menemukan catatan harian Anne Frank dan menyimpannya. Miep Gies, yang selamat dari penggerebekan itu kemudian mengambil catatan harian Anne Frank dan menyembunyikannya, dengan harapan Anne Frank dapat kembali dan mengambilnya. Namun sayangnya harapan itu tidak akan pernah tercapai. Satu-satunya keluarga Frank yang selamat adalah ayah Anne Frank. Setelah kembali ke Amsterdam, Otto Frank, mengambil catatan Anne Frank dan menerbitkannya pada 1947 dengan judul Het Achterhuis, sebuah judul yang telah dipilih oleh Anne Frank di dalam bukunya. Pada 1953, tulisan Anne Frank ini diterbitkan di Amerika Serikat dengan judul The Diary of a Young Girl. Buku itu menjadi buku terlaris selama bertahun-tahun, diterbitkan ke dalam lebih dari 30 bahasa. Anne Frank Huis Kepopuleran buku harian tersebut juga berimbas pada bekas tempat persembunyiannya, yang sekarang dikenal sebagai Anne Frank Huis atau Rumah Anne Frank, yang menarik mereka yang telah membaca kisah Anne Frank, kekejaman Nazi, dan mengikuti sejarah Perang Dunia II.
Hingga saat ini Rumah Anne Frank di Amsterdam menjadi museum dan salah satu tempat wisata paling terkenal di Jerman. Museum ini terletak di tepi kanal Prinsengracht, salah satu dari tiga kanal utama di Amsterdam. Di dalam museum ini, kita bisa mengunjungi langsung tempat yang jadi persembunyian Anne Frank (Secret Annex) dan sejumlah display yang menggambarkan kehidupan kesehariannya. Ada juga sejumlah properti milik keluarga Frank dan juga keluarga lainnya seperti foto, surat, kartu pos, buku, dokumen, termasuk buku harian asli milik Anne Frank. Baca juga:
Sumber: kumparan.com explorerguidebook.blogspot.com
0 Comments
Your comment will be posted after it is approved.
Leave a Reply. |
Author
" Traveling – it leaves you speechless, then turns you into a storyteller. " Ibn Battuta Archives
June 2020
Categories
All
|